Halaman

Kamis, 22 September 2011

Keisengan-keisengan Saya

Pada kondisi-kondisi tertentu, saya sering melakukan hal-hal iseng. Saya pernah menulis surat cinta di email kawan yang lupa di log out, kemudian mengirimkannya ke email gurunya. Pada kasus yang sama saya juga menulis di status facebook orang, “Aduh aku pup di celana nih.”

Sekarang, ketika mengingat-ingat kembali keisengan-keisengan itu, sepertinya saya merasa perlu pergi ke tempat kawan-kawan sambil membawa mawar kuning untuk minta maaf.

Sama sekali saya nggak mengira, keisengan-keisengan itu bisa saja menimbulkan banyak hal. Bisa saja gara-gara saya mengirim surat cinta itu, hubungan mereka jadi kacau. Baik hubungan si guru dengan si murid atau mungkin hubungan si murid dengan pacarnya. Sementara yang ke dua, bisa aja kawan saya itu sedang pedekate dengan seseorang. Dan dengan menulis kalimat itu mungkin saja orang yang ingin dia dekati jadi ilfil. Waduh!

Tapi itu hanya khayalan bodoh saya. Karena rapuh sekali hubungan yang hancur hanya gara-gara sebuah tulisan iseng. Bukankah sebuah hubungan seharusnya dilandasi saling percaya? Dan tentu ada banyak cara untuk mengkonfirmasi berita bohong. Dan, ini yang paling penting: sesekali sebuah hubungan perlu digoncangkan, karena hubungan yang rapuh adalah hubungan yang tidak pernah digoncangkan.