Halaman

Jumat, 30 Desember 2016

hari ini puisi sedang cuti

Katamu, 
sekarang puisi yang rendah hati sudah menjadi api 

Ada yang mengira membaca puisi, 
padahal frustasi 

Adalah puisi inti ibadah, 
penuh harap ia bermunajat dalam sujud yang khidmat

Saat malam datang, aku ingin puisi mengingatmu,
menghembuskan angin sejuk dan keheningan,
yang merindumu sedingin hujan, 
pada akhir kemarau panjang 

Maka aku menyusun puisi setinggi Everest,
buat dikirim padamu,
karena batas adalah langit 

Dan pada suatu pagi, ketika puisi pergi,
ia mengajakmu berdandan,
memugar awan di wajahmu yang temaram 

Jika nanti malam aku bermimpi,
aku ingin jadi puisi yang panjang untuk malam,
untuk kata, untuk langit juga untuk kau 





Selamat ulang tahun,
Yang fana itu kata, kamu puisi