Halaman

Selasa, 31 Januari 2017

Dengarlah Nyanyian Angin

Untuk D.

Kita berjalan melintasi pintu-pintu waktu yang berbaris panjang seperti cakrawala di tengah laut biru. Di ujung senja jingga itu, cintaku, akan ada burung-burung putih yang pulang dengan perut kenyang. Dan rembulan muda yang sendu seperti sepasang kekasih yang bersitatap dalam rindu ungu.

Tahun-tahun perenggut semua hal tidak pernah melongok dari jendela-jendela yang tertutup rapat antara buku-buku sejarah yang usang dan rumput-rumput hijau yang terinjak.

Kamu menyebut itu kebaikan yang selalu utuh, hikmah yang penuh, kebenaran yang menyeluruh dalam pekikan riuh hulubalang.

Tuhan ada dalam kedamaian hati yang berkelindan dengan warna kelabu yang berubah merah seperti sinar matahari hangat di tengadah telapak tangan, ketika sujud tidak cukup untuk manampung maut rindu dan sajakmu yang berdendang di tiup nyiur resah angin malam.