Halaman

Kamis, 23 Maret 2017

101 Seni Mengasuh

“Nggak semua orang bisa dihipnotis.” Istri saya berkomentar.

“Selama tidak dungu dan mengerti bahasa, semua orang bisa dihipnotis.” Saya menjelaskan.

“Waktu itu aku dihipnotis nggak berhasil.”

“Siapa bilang? Aku berhasil hipnotis kamu untuk nggak bisa dihipnotis.”

Istri saya tertawa karena menganggap saya bercanda. Andai dia tahu kalau dia juga saya hipnosis waktu nerima lamaran saya.

Penggunaan kata dan Bahasa yang tepat adalah perangkat yang diperlukan untuk menjangkau alam bawah sadar. Pakar hipnosis harus sangat cakap dalam berbahasa, guna mencari cara bagaimana menyentuh alam bawah sadar pasien. Bisa melalui metafora, tantangan, cerita, sinisme, mengacaukan pikiran untuk memfokuskannya dan lain-lain. Ada juga hipnosis terselubung yang bisa membuat orang menjalankan sugesti tanpa ia menyadari sedang dihipnosis. Namun sekali lagi, kunci dari semua itu ada di kemahiran berbahasa.
Anak-anak lebih mudah dihipnosis karena imajinasi mereka tinggi dan menyukai pengalaman baru. Nada (5 th) girang dan dengan penuh semangat mengatakan ke ibunya, “Bu, tangan kakak tadi jadi kayu.”

Memang sebelum itu, saya menghipnosis Nada dan mengatakan bahwa tangannya telah menjadi kayu. Pada kesempatan lain, saya membuat ia bisa merasakan tangannya terangkat ringan seperti ada tali yang menarik. Di kesempatan yang berbeda, hipnosis membuat ia melupakan angka empat. Ia menghitung seluruh jari tangannya berjumlah sebelas. Nada bergairah dengan pengalaman-pengalaman baru itu, tapi untuk pengalaman yang terakhir, tentu saja ibunya khawatir.

Saya tidak mempelajari hipnosis hanya untuk bersenang-senang. Saya menggunakan untuk mengurangi kram di urat leher ketika menyuruh anak-anak gosok gigi atau tidur siang. Saya juga menerapkan pada mereka untuk meringankan sesak nafas, tidak takut ketinggian, menjadi lebih percaya diri dan berbagai hal lain yang tak terbatas. Ya, saya menerapkan hipnosis dalam parenting. Anak-anak telah dianugrahi imajinasi yang tidak ada tandingannya, dan setelah mereka tahu bagaimana menggabungkan relaksasi dengan imajinasi, mereka akan memiliki bekal yang sangat berharga bagi kehidupan mereka.

Saya percaya bahwa seiring kemajuan ilmu pengetahuan, manusia menjadi semakin efisien. Ilmu pengetahuan berkembang, begitu juga ilmu pengetahuan tentang mengasuh anak. Ada banyak metode atau teori parenting yang saya dapat, entah dari buku, social media, seminar, workshop dan lain-lain. Namun, tidak jarang dengan berbagai macam informasi dan teori tentang parenting, membuat orang tua bingung. Tidak jarang teori-teori tersebut malah bertentangan. Lagipula, lebih mudah mengatakan teori-teori itu daripada melakukannya.

Belakangan saya ketahui bahwa mengasuh anak adalah seni. Kita tidak bisa hanya mencontoh apa yang ada dalam buku atau seminar. Jika apa yang dicontohkan dalam teori tidak bekerja, perlu ada modifikasi dan penyesuaian. Buku-buku parenting bukan manual book yang harus diterapkan dengan presisi dan kita berhadapan dengan mamalia kompleks dengan tingkat intelegensi yang tinggi, sehingga terkadang diperlukan penyesuaian tergantung keadaan. Hal itu juga membuat kita tidak mudah putus asa hanya karena satu cara tidak bisa diterapkan. Selama prinsip, nilai utama atau tujuannya sama, cara yang dilakukan boleh berbeda-beda. Cara yang beragam itulah yang dipelajari lewat pengalaman. Dan untuk yang satu itu saya tidak pernah merasa pintar.