Halaman

Sabtu, 20 April 2019

Lomba Mewarnai

Selepas salat jumat, saya bergegas menjemput Nada yang sedang berada di depan toko roti bersama ibunya.

"Aku gak menang, Pak." Nada melaporkan hasil pengumuman lomba mewarnai yang baru selesai diikuti.
"Kamu gak papa kalah?" Saya sedikit hawatir, takut ia kecewa.
"Gak papa!" Jawabnya cepat.
Sambil berjalan ke tempat parkir untuk mengambil kendaraan, saya bertanya, "Menurut kamu kenapa kamu kalah?"
"Emm," Nada berpikir sejenak kemudian menjawab tegas, "Karena ada yg lebih bagus."

Kehawatiran saya cuma satu, ia patah arang dan kehilangan semangat. Beberapa minggu sebelumnya ia tekun berlatih untuk perlombaan itu dan berdoa supaya menang, sehingga wajar kalau saya hawatir dengan hasil yang tidak sesuai ekspektasinya itu. Tapi ternyata itu hanya kehawatiran yang berlebihan. Saya mengamati perubahan wajah dan gestur tubuhnya, sepertinya memang Nada baik-baik saja.

"Kalo ada lomba mewarnai lagi kamu mau ikut?" Pertanyaan itu keluar.
"Mau. Tapi nanti sayang duitnya kalo gak menang?" Ia malah menghawatirkan uang pendaftaran lomba.
"Ya, itu untuk membayar pengalaman." Saya menjawab sederhana, "sehingga kamu bisa belajar dari kekalahan."

Ada jeda cukup lama sampai saya bertanya lagi, "Jadi apa yang akan kamu perbaiki kalau ikut lomba lagi?"
"Nambahin objek lain di gambar." Kata Nada kemudian, saya dan ibunya juga memberi beberapa saran perbaikan.

Saya teringat sebuah quote dari Zig Ziglar, "If you learn from defeat, you haven’t really lost."