Pemuda itu teringat akan kenangan-kenangannya di kamar itu. Dan tulisan-tulisan di pintu lemari itu membuat dadanya seperti dipukul-pukul. Jika dunia diibaratkan sebuah gelas dan kehidupan adalah air dalam gelas, maka kenangan bisa diibaratkan ampas kopi yang mengendap di bawah gelas itu. Ampas dari kopi tubruk yang beraroma khas. Sedikit saja gelas digoncangkan ampas itu akan mengapung dan membuat air kopi menjadi keruh. Keruh dengan kenangan-kenangan. Dan satu moment kecil masa lalu yang kembali teringat, sudah lebih dari cukup untuk menghamburkan butir-butir kopi kenangan yang mengendap dalam dada.