Halaman

Rabu, 16 Maret 2016

Kunci Surga

Iblis dan pengikutnya sedang berkumpul di pinggir jalan ketika seorang anak muda lewat, membungkuk dan memungut sesuatu.

“Aha, kunci surga!” pekik anak muda itu girang.

Pengikut Iblis terlihat sangat khawatir. Hampir saja salah satu dari mereka melompat untuk merampas kunci itu jika saja iblis tidak melarangnya.

“Jangan!” kata iblis melarang, “Biarkan saja ia memilikinya.”

“Mungkin kunci yang ia ambil palsu.” Seorang pengikut iblis menyimpulkan.

“Tidak. Itu kunci asli.” iblis menjawab mantap.

“Apa tuan tidak takut ia akan mengajak banyak orang untuk masuk surga?” Tanya pengikut iblis yang lain penasaran.

“Sama sekali tidak.” Sang iblis menjawab santai, “kalian tahu apa yang sebenarnya akan ia lakukan setelah memegang kunci itu?”

Para pengikut iblis diam. Tidak menjawab. Mereka tahu itu pertanyaan retorik. Mereka tahu sebentar lagi ia akan menjelaskan sesuatu.

Iblis melanjutkan, “Seperti biasa, ia akan menggunakannya untuk dia dan kaumnya sendiri. Ia akan merasa paling benar dan mudah menyesatkan yang lain. Ia tidak membiarkan golongan lain masuk surga yang ia merasa telah ia punya. Dia berpikir pintu surga itu hanya satu, dan dengan memiliki satu kunci, ia mengangap telah menguasai seluruh pintu-pintu surga beserta isinya. Dengan kunci itu, ia akan bersikap sekakan-akan telah menjadi Tuhan.”