Seorang sahabat mulai berdoa, “Dengan nama Allah, yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Tuhan seluruh agama.”
“Ah, kamu liberalis ya? Tuhan seluruh agama.” Kata saya mengulang kata-kata terakhirnya.
“Entahlah, aku hanya menterjemahkan Rabbul ‘Alamiin, Tuhan seru sekalian alam.”
“Maksudnya?”
“Ya, jika Allah adalah Tuhan seru sekalian alam, maka Allah adalah Tuhan seluruh makhluk; tumbuhan, hewan, jin dan umat manusia dari segala golongan, suku, bangsa maupun agama.”
“Tapi tidak berarti semua agama sama kan ?”
“Ah, kamu ini. Saya kan mengatakan Allah Tuhan seluruh agama.”