Sakit perut menjelang persalinan, memaksa Maryam bersandar ke pohon kurma. Ingin rasanya beliau mati, bahkan tidak pernah hidup sama sekali. Tetapi Malaikat Jibril datang menghibur: "Ada anak sungai di bawahmu, goyanghan pangkal pohon kurma ke arahmu, makan, minum dan senangkan hatimu. Kalau ada yang datang katakan: 'Aku bernazar tidak bicara.'" "Hai Maryam, engkau melakukan yang amat buruk. Ayahmu bukan penjahat, ibumu pun bukan penzina," demikian kecaman kaumnya, ketika melihat bayi digendongannya. Tetapi Maryam terdiam. Beliau hanya menunjuk bayinya. Dan ketika itu bercakaplah sang bayi menjelaskan jati dirinya sebagai hamba Allah yang diberi Al-Kitab, shalat, berzakat serta mengabdi kepada ibunya. Kemudian sang bayi berdoa: "Salam sejahtera (semoga) dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan pada hari ketika aku dibangkitkan hidup kembali."(Terjemahan ringkas ini ditulis oleh Prof. DR. M. Quraish Shihab)
Saya sadar pembaca blog ini sangat beragam, sehingga pasti akan ada perbedaan pendapat dalam menanggapi tulisan-tulisan di sini. Tapi, di sini saya tidak sedang ingin mengubah pendapat orang yang sudah punya pendirian. Saya hanya mau berbagi perspektif, dengan kedamaian.
Saya dan setiap muslim percaya kepada Nabi Isa AS sebagaimana kami percaya kepada Nabi Muhammad SAW. Keduanya adalah hamba dan utusan Allah. Namun saya juga menghormati dan menerima kaum Kristen yang percaya bahwa Nabi Isa Al Masih (Yesus Kristus) adalah Tuhan.
Saya sudah membaca banyak perdebatan dari kalangan Islam-Kristen tentang ketuhanan Yesus dari mulai yang ilmiah dan sopan sampai yang kasar dan hanya berisi caci maki. Oleh karenanya saya tidak akan melanjutkan perdebatan itu di sini. Sekali lagi, saya menghormati perbedaan.
Semenjak kecil, saya banyak membaca dan diceritakan tentang Nabi Isa. Berikut adalah mukjizat yang diberikan Allah kepadanya:
- Lahir tanpa seorang ayah. (QS. Maryam: 27-33)
- Mampu berbicara dengan manusia saat masih bayi.
- Mengerti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa dan Injil.
- Membentuk tanah seperti burung kemudian meniupnya, dan tanah itu menjadi burung.
- Mampu menghidupkan orang yang mati dari dalam kubur.
- Mampu menyembuhkan orang buta dan yang berpenyakit belang. (QS. al-Maidah: 110-111)
- Mampu menurunkan makanan dari langit. (QS. al-Maidah: 112-115)
- Mampu mengetahui apa yang seorang makan dan yang mereka simpan di rumah. (QS. Ali ‘Imran: 49)
Setiap nabi mempunyai mukjizat yang berlainan satu sama lain. Mereka dianugrahi mukjizat sesuai dengan keadaan zaman ketika mereka diutus. Nabi Isa diutus di tengah-tengah kaum materialis yang mengingkari ruh dan hari kebangkitan. Sehingga Allah memberikan mukjizat-mukjizat yang menunjukan kesalahan pemahaman mereka.
Penghormatan saya kepada Nabi Isa sama seperti penghormatan saya kepada nabi-nabi yang lain. Saya percaya bahwa Rukun Islam yang lima yaitu Syahadat, Sholat Lima Waktu, Puasa di Bulan Ramadhan, Membayar Zakat, dan Pergi Haji adalah ibadah-ibadah yang dilakukan nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad —tentu dengan beberapa perbedaan. Dan dengan menjalankan ibadah-ibadah tersebut berarti saya juga menghormati dan menjalankan ajaran Nabi-nabi yang lain. Bahkan Nabi Muhammad merayakan hari keselamatan Musa AS dari gangguan Fir'aun dengan berpuasa 'Asyura, seraya bersabda, "Kita lebih wajar merayakannya daripada orang Yahudi pengikut Musa AS."
Dalam Al Quran, Allah mengabadikan ucapan selamat natal/harlah/ulang tahun Nabi Isa sebagaimana ayat yang saya kutip pertama kali di atas, "Salam sejahtera (semoga) dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan pada hari ketika aku dibangkitkan hidup kembali."
Apakah umat Islam juga seharusnya merayakan Natal Isa Al Masih atau Yesus Kristus?
Ada dua pendapat dalam hal ini; melarang dan membolehkan. Yang melarang mengatakan bahwa walaupun berkaitan dengan Isa Al Masih, namun Natal dirayakan oleh umat Kristen yang pandangannya terhadap Al Masih berbeda dengan pandangan Islam. Jadi, mengucapkan "Selamat Natal" atau menghadiri perayaannya dapat menimbulkan kesalahpahaman dan dapat mengantar kepada pengaburan akidah. Golongan ini juga berpendapat bahwa tanggal 25 Desember bukan tanggal Isa/Yesus dilahirkan.
Sekedar informasi tambahan, penolakan perayaan Natal pada tanggal 25 Desember ini juga terjadi di beberapa gereja. Mereka beranggapan bahwa Natal bersumber dari tradisi kafir. Encyclopedia Britannica 2000 dengan topik ‘Christmas’ mengatakan tanggal itu bertepatan dengan hari raya kafir Romawi yang menandai ‘hari lahir dari matahari yang tak terkalahkan’. Tapi orang Kristen yang merayakannya berpendapat bahwa perayaan Natal yang bertepatan dengan perayaan kafir itu bukan berarti bahwa umat Kristen waktu itu menyembah dewa-dewa kafir. Sebaliknya justru mereka ingin menjauhkan diri dari kekafiran. Lagipula belum ada peneliti yang mampu memberikan tanggal pasti kelahiran Yesus, maka tradisi perayaan Natal 25 Desember itu pun terus dilaksanakan.
Sementara orang Islam yang berpendapat boleh mengucapkan “Selamat Natal”, memberikan sarat: jika mengucapkannya sesuai dengan kandungan "Selamat Natal" Qurani, dan mempertimbangkan kondisi dan situasi dimana hal itu diucapkan, sehingga tidak menimbulkan kerancuan akidah baik bagi dirinya ataupun Muslim yang lain.
Hanya Allah yang tahu kapan Nabi Isa/Yesus dilahirkan. Namun hari ini saya ingin mengucapkan, “Salam sejahtera semoga tercurah kepada beliau, pada hari Natalnya, hari wafat dan hari kebangkitannya nanti.”
Wallahu ‘alam bissowab