Ketika kau hadir, hujan turun dan
para malaikat bertasbih
sambil menulis status, dan
jaringan internet mendadak terputus.
“Buongiorno, Principessa!”
kataku.
Terakhir ketemu, kamu sedang
berkalung hujan,
dan apa yang kulakukan selalu
sangkal.
Katamu, “seharusnya tak kau temui
aku.”
Andai semua lelaki bisa tahu,
hidup ini pasti tidak semakin asu
rindu yang berwarna ungu
sudah menjadi kayu bakar
kering
yang mudah menyulut dan terbakar
Tanyamu, "Siapa yang lebih
edan dari cemburu gemuruh hujan?"
Aku, aku yang merasa nyaman dalam
derai ingatan.
kita pergi ke hutan,
di sana masih ada manjamu,
tersimpan dalam ranting-ranting
waktu
gelisahku membunuh sepi
ketika ilalang bergoyang
menggerakan serat-serat hati
seperti rasa yang pernah kita
alami
Karawang, 30 Desember 2015
Selamat ulang tahun,
yang fana itu usia, kamu abadi