Kamis, 11 Januari 2018

Nasehat Pernikahan

Menasehati; itu bagian yang membuat saya gentar. Nasihat apa yang bisa diambil dari saya yang baru menikah 7 tahun? Kalaupun ada, nasehat itu seharusnya cocok untuk diri sendiri. Daripada menasehati, lebih baik saya bercerita.

Jadi, suatu hari, ketika naik motor memboncengi ibu, saya lewat sebuah TPU baru.

“Tuh liat bu, TPU-nya masih luas gitu ya.” Kata saya menunjuk plang bertuliskan TPU Padurenan.

“Iya,” Ibu merespon, “Jalan masuknya juga udah dibeton bagus.”

Di kanan-kiri jalan itu tanah luas menghampar, ditumbuhi semak, pohon pisang dan alang-alang yang tidak terlalu tinggi. Tidak lama setelah melewati TPU, kami melewati beberapa spanduk perumahan, ibu cerita tentang adik perempuan saya, “Titis lagi cari rumah tuh.”

“Di daerah sini juga banyak perumahan yang baru mau dibangun.” Saya jawab.

“Iya, yang tadi aja tuh ya, yang jalanannya udah dibeton bagus.”

“Yang mana?” saya mengingat-ingat.

“Yang tadi kita lewat!” ibu yakin.

“TPU Padurenan?”

“Iya.”

“Itu Kober, bu!” kata saya sambil ngakak.

Saya nggak ngebayangin ada ibu yang mau anaknya bikin rumah di Tempat Pemakaman Umum.
Selamat menempuh hidup baru, Tis. Jangan lupa dengerin nasehat ibu.