Guru yang mengerti keluhan kami memberikan doa yang konon pernah dibaca oleh nabi Adam:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سِرِي وَعَلَانِيَّتِي فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِي
Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, karena itu terimalah penyesalanku.
وَتَعْلَمُ حَاجَتِي فَأَعْطِنِي سُؤَلِي
Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku.
وَتَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي ذَنْبِي
Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِي
Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku
ويَقِيْنَا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَا يُصِيبُنِي إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِي
dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku.
وَ رَضِنِي بِمَا قَسَمْتَ لِي
Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau berikan untuk diriku.
Kami tertegun dengan doa yang dijazahkan dari guru kami itu, yang beliau dapatkan ketika membaca Kitab Ihya di hadapan Maha Guru kami. Sebuah doa tentang pentingnya keridhaan terhadap apa yang telah diberikan Tuhan, kerelaan kepada apa yang telah ditetapkan Allah, dan menyerahkan segala urusan hanya kepada-Nya karena usaha manusia bagaimanapun kerasnya tidak akan luput dari pengetahuan Allah. Ia Maha Mengetahui apa yang kita butuhkan. Maka pasrahlah.
Kami datang ke rumah guru kami membawa macam-macam keluhan permasalahan hidup, dan pulang membawa energi kehidupan yang kembali terisi.
Sumber doa: Muḥammad al-Ghazālī, Iḥyāʾ ʿulūm al-Dīn, Jilid 2. Jeddah: Dar al-Minhaj, 2011, h. 417.