Sabtu, 18 Desember 2010

Hanya untuk Membantu Mengingat Kembali, Maka Saya Perlu Menulis

Hari ini saya ngeliat buku jurnal. Di dalemnya ada kalender dari tahun 2007 sampe 2017. Saya sejenak ngeliat catetan-catetan dari tahun 2007 sampe 2010. Kesimpulan di kepala saya satu; perasaan baru kemaren saya disunat.

Rasanya saya hanya hidup hari ini aja. Hari-hari sebelumnya hanya ingatan, hanya sebentuk memori di kepala. Saya selalu ngebayangin otak manusia adalah sebuah CPU, yang punya memori dan kapasitas. Andaikan memori itu dicabut, kmungkinan saya gak akan inget hari kemarin. Dan hilanglah konsep waktu kemarin dan akan datang. Waktu itu gak ada, yang ada hanya saat ini.

Itulah guna catatan, untuk membantu memori di kepala saya mengingat-ingat. Jadi kalo memori di kepala saya konslet, saya akan meminta orang lain untuk mengingatkan tentang catatan-catatan ini: 2 April 2007, pertama kali saya masuk kerja. Saya dapet banyak temen, juga pacar. Saya mengumpulkan uang dan bisa beli laptop di bulan Nopember tanggal 2, 2008. Awal Juli 2009 buku pertama terbit. Dan tanggal 28 juli pada tahun yang sama —satu hari sebelum saya berusia 24— saya menikahi wanita yang saya suka. Tahun berikutnya lagi, tanggal 15 Maret, saya bisa kredit rumah. Enam  Juli 2010, anak pertama saya lahir. Dan sepertinya baru kemarin saya diwisuda, 16 Desember 2010. Dan saya ngerasa seperti sedang bermain The Sims.

Memang urutannya agak ngaco. Kalo manusia ‘normal’ lulus kuliah, kerja trus nikah. Saya; kerja, nikah, punya anak baru lulus kuliah. Mungkin seperti itulah hidup dalam pandangan saya; menunggu saat yang tepat untuk bertindak.

Ya, saya bisa menceritakan empat tahun hidup hanya dalam satu paragraf. Adapun sisa hari-hari dan bulan-bulan yang gak saya certain adalah tugas rutin hidup; bangun jam lima, kerja, pulang jam tujuh malam, nonton TV, makan, ngobrol, tidur. Akhir bulan gajian. Hari libur jalan-jalan. Kalo dapet 100 miliar keliling eropa.

Menarik memperhatikan saya tidur dalam satu hari, yang mungkin kira-kira 6 jam. Berarti, setidaknya 1/3 dari satu hari hidup saya dihabiskan untuk tidur. Dan berarti, dalam umur saya yang sekarang kira-kira 8 tahun saya habiskan untuk tidur. Dan berarti, saya hampir sama dengan Ashabul Kahfi. Begitupun kalo saya hitung waktu saya nonton TV, makan, mandi, terjebak macet dalam satu hari. Mungkin sekitar 3 tahunan saya habiskan untuk itu. Belum lagi dikurangi masa kanak-kanak, masa yang juga dilewati dalam keadaan yang hampir gak sadar. Dan kalo mao diterusin, masih akan ada banyak lagi pengurangan-pengurangan yang lain. Jadi kesimpulannya, yang tersisa dari hidup saya ini hanyalah beberapa tahun. Dan sadar atau nggak, saya pun mengurang.

Dan apa nilai penting hidup dalam ‘kependekan’ ini.