sekarang puisi yang rendah hati sudah menjadi api
Ada yang mengira membaca puisi,
padahal frustasi
Adalah puisi inti ibadah,
penuh harap ia bermunajat dalam sujud yang khidmat
Saat malam datang, aku ingin puisi mengingatmu,
menghembuskan angin sejuk dan keheningan,
yang merindumu sedingin hujan,
pada akhir kemarau panjang
Maka aku menyusun puisi setinggi Everest,
buat dikirim padamu,
karena batas adalah langit
Dan pada suatu pagi, ketika puisi pergi,
ia mengajakmu berdandan,
memugar awan di wajahmu yang temaram
Jika nanti malam aku bermimpi,
aku ingin jadi puisi yang panjang untuk malam,
untuk kata, untuk langit juga untuk kau
Selamat ulang tahun,
Yang fana itu kata, kamu puisi