Senin, 13 Maret 2017

Homeschooling

“Apa yang diajarkan orang tua kepada anak-anak mereka yang homeschooling?” suatu hari kawan saya, seorang guru, bertanya.

“Apa saja yang mereka suka. Sesuai visi-misi yang dipunya orang tua.”

“Berarti sama dengan anak-anak yang putus sekolah dong?”

Saya kemudian menjelaskan panjang lebar bahwa homeschooling berbeda dengan putus sekolah. Pada dasarnya, homeschooling sama dengan sekolah, sama-sama legal dan diakui negara. Adapun perbedaannya terletak apada penerapan.

Sekolah ibarat membeli baju yang sudah jadi, sementara homeschooling ibarat membuat pakaian di butik. Jika kita membeli pakaian yang sudah jadi, maka kita memilih berdasarkan pilihan yang sudah ada. Dimana model, warna, ukuran sudah ada standarnya. Tapi jika kita membuat pakaian di butik, maka kita yang menentukan model yang sesuai untuk kita. Jadi homeschooling adalah tentang apa yang kita butuhkan, harapkan dan menjadi visi dari pembelajaran.

Seperti kawan saya, yang merupakan seorang guru, banyak diantara kita yang belum mengerti tentang homeschooling. Oleh karena itu saya menganggap perlu untuk menulisnya di sini.

Ada tiga hal yang saya dan istri sepakati menjadi visi paling tidak dalam enam tahun ke depan untuk anak kami, yang akan menjadi panduan menjalankan homeschooling. Visi tersebut adalah untuk menjadikan anak memiliki akidah dan akhlak yang kuat, mengetahui bakat dan minat dan bahagia menekuninya, serta bisa hidup secara mandiri, bermartabat, mulia guna menjadi perawat bumi.

Dari visi tersebut, lahirlah tiga misi yang kami kami akan ajarkan dan pelajari bersama.
  1. Menanamkan akidah dan akhlak
  2. Mencari minat dan bakat
  3. Mengajarkan life skill
Turunan dari misi itu sangat variatif dan teknis. Seperti bagaimana cara mengajarkan akidah dan akhlak seperti Luqmanul Hakim mengajarkan pada anaknya. Dengan cara yang mudah dipahami anak-anak. Dengan metode bercerita, mengunjungi berbagai tempat, bermain dan banyak hal lainnya. Begitu juga tentang cara mengetahui minat dan bakat anak, juga life skill agar anak-anak bisa mandiri.

Dalam hal ini, seperti yang saya tulis sebelumnya, bukan hanya anak-anak yang belajar, lebih-lebih orang tua juga harus lebih mengerti. Maka orang tua dan anak sama-sama belajar. Apakah sulit? Tidak, terutama bagi yang senang belajar. Banyak buku, tulisan, pengalaman, tutorial, video, penelitian yang membahas tentang pendidikan modern yang bisa kita contoh.

Saya tidak pernah menganggap homeschooling sebagai sesuatu yang istimewa, sehingga menganggap sekolah sebagai sesuatu yang buruk. Tidak sama sekali. Keduanya, baik homeschooling ataupun sekolah adalah alat untuk meraih tujuan pendidikan. Keduanya merupakan pilihan masing-masing orang tua yang sama-sama sah, sehingga tidak sepantasnya dipertentangkan.

Sungguh pada awalnya, saya tidak keberatan jika anak-anak dimasukan ke SD Negeri, tapi istri saya kemudian bilang, “Caraku mengajar lebih bagus daripada mereka.”

Saya tahu ia tidak sedang menyombongkan diri, hanya mengungkap fakta. Istri saya adalah pengajar dan pendidik, ia punya beberapa penghargaan dibidang pengajaran. Ia juga merupakan pemegang gelar master di bidang pendidikan. Bukan juga berarti istri saya mampu menghandel seluruh apa yang ada dalam visi-misi kami. Adakalanya kami berperan menjadi guru, kepala sekolah dan juga fasilitator. Sehingga, orang tua pelaku homeschooling tidak mesti berlatar belakang pendidik. Semua orang tua dengan latar belakang yang berbeda-beda bisa memilih untuk menjalankannya.

Lalu apa yang diperlukan?

Saat ini homeschooling memang sedang ngetren dan saya percaya beberapa tahun mendatang sekolah rumah menjadi sebuah gerakan yang semakin hidup. Ada sekian banyak komunitas yang ada di sekitar kita. Namun demikian, jangan jadikan homeschooling sebagai ajang main-main atau hanya ikutan tren, karena ia merupakan keputusan penting bagi anak dan keluarga. Sehingga bagi yang menginginkan homeschooling, seharusnya punya alasan yang cukup kuat agar bisa menjadi penyemangat dan daya tahan dalam menjalaninya. Yang terakhir, tentu saja, mempelajari homeschooling dan mencari jawaban dari masalah-masalah pendidikan rumah, baik melalui bacaan maupun bertemu dengan praktisi homeschooling yang lebih berpengalaman.