Halaman

Selasa, 26 April 2022

Midnight Mass; Merasakan Langsung Keajaiban



Apa tanggapanmu ketika melihat langsung ada orang yang bisa melakukan hal ajaib? Misalnya menyembuhkan orang lumpuh atau buta dengan seketika, berada di tempat berbeda dalam satu waktu, mengetahui lokasi benda hilang, menaklukan binatang buas dan lain-lain.

Apakah kamu akan segera percaya bahwa itu adalah keajaiban, atau menyelidiki terlebih dahulu? Jika menyelidiki, apa yang harus diselidiki, pertimbangan apa yang digunakan? Apakah agama termasuk yang dipertimbangkan? Apakah jika sama keyakinannya denganmu maka kamu anggap mukjizat, namun jika tidak, kamu akan menganggap itu tipu daya setan? Mari kita anggap keyakinannya sama, apakah kamu langsung percaya itu Karomah yang diberikan Tuhan? Atau kamu punya hal lain sebagai syarat?

Pertanyaan-pertanyaan itu yang akan mengendap ketika menyaksikan serial Midnight Mass, itu perasaan yang sama ketika menonton Messiah. Pertanyaan yang mendalam tentang apa yang bisa menambah atau meruntuhkan keimananmu.

Midnight Mass adalah serial yang menarik. Karya Flanagans yang pertama kali saya tonton ini, membuat saya ingin menyaksikan karya-karyanya yang lain. Serial ini tentu bukan selera semua orang. Jika kamu bosan dan tidak bisa menikmati Messiah - Michael Petroni, maka kemungkinan besar kamu juga akan menghadapi hal yang sama dengan serial ini.

Ini film horror realistik yang memotret masyarakat dengan jujur juga bernada agnostik. Setiap episode diberi judul menurut Al Kitab, dari Book I: Genesis di episode awal sampai Book VII: Revelation di episode 7. Hal itu tentu mengambarkan bukan hanya kedekatan secara personal penulis skenario, tapi juga ekplorasi mendalam dalam memahami kitab suci. Sutradara dan penulis skenario sangat jeli dalam menggunakan metafora yang yang sering sangat filsafatis. Juga dalam mengeksplorasi keyakinan yang sudah mengakar dalam masyarakat, tentang kepercayaan akan kedatangan hari akhir, penghakiman dan juru selamat, sekaligus membuat interpretasi melalui karakter yang selalu disuarakan polyphony dengan dialog dan monolog yang dalam, autentik dan sangat jauh dari kesan tempelan.


Bev Keane: St. Patrick's isn't just a church, Monsignor. It's an ark. I set up cots in the rec center for those who were chosen. We will take to our ships, to our vessels, and then, like sheep among wolves, like you said, we will spread the good word.
Father Paul: And who will decide who is chosen?
Bev Keane: We will. You and me.
Father Paul: And what happens to the rest?
Bev Keane: Well, I don't much know. That isn't up to me. It's between them and God, isn't


Begitu seharusnya cerita yang baik. Bisa menghadirkan karakter yang berwarna dengan permasalahan dalam dirinya yang kompleks, dan manusiawi. Dengan ansambel karakter yang beragam tersebut, serial horor ini jauh lebih meyakinkan, membumi dan sangat dekat dengan penonton. Pada sikap judgmental, keangkuhan sebagai Wakil Tuhan atau orang-orang terpilih, kemunafikan, keyakinan palsu dan hal lain yang sangat lekat dengan masyarakat.

Serial ini mengagambarkan fenomena yang dekat dan sering terjadi di dekat kita. Tentang kecenderungan fanatisme agama yang tidak dibarengi nalar kritis yang walaupun disajikan dalam nuansa Katolik yang kental, namun pesannya sangat relevan terhadap kepercayaan dalam agama apapun. Tentang bagaimana fanatisme buta akan menarik siapapun pada jurang paling dalam naluri manusia yang tidak jarang sangat merusak.

Father Paul: God has no country. There is one God for the world. And the lines we draw, and the treaties we draft, and the borders we close mean nothing to Him. No, don't fight for a country. You fight for God's kingdom. A kingdom which Jesus tells us has no flags or borders. God's army.

Jadi kembali pada pertanyaan awal; apa tanggapanmu ketika melihat langsung keajaiban? Apakah segera percaya atau skeptis dan menganggap bahwa sesuatu yang tidak bisa dijelaskan saat ini bukan berarti ajaib, hanya manusia belum menemukan alasan ilmiah dibalik peristiwa itu.

Siapapun kamu, serial ini layak mendapat perhatian.