Halaman

Sabtu, 20 Juli 2024

Tentang Teknik Menulis

Berikut di bawah ini adala beberapa pertanyaan dari peserta Webinar Langkah Mudah Menulis Fiksi yang diselenggarakan oleh STIBA-IEC JAKARTA pada 08 Juli 2024:

------------------------------------

apakah para penulis menggunakan teknik agar para pembaca mempunyai ketertarikan tersendiri dari buku tersebut?

Ahmad Ruslan - STIBA-IEC JAKARTA

Hallo Ruslan, salam kenal!

Ya, tentu saja para penulis sering menggunakan berbagai teknik untuk menarik dan mempertahankan minat pembaca. Seperti dalam olah raga, teknik perlu diasah agar semakin mahir. Dan sebagaimana olah raga, teknik bisa dipelajari dan ditingkatkan. Ini adalah bagian penting dari keterampilan menulis.

Beberapa penulis seperti Pidi Baiq bahkan membuat teknik dan style tersendiri dalam tulisannya. Dilan contohnya, secara premis novel itu sederhana, namun dalam teknik penulisan, Pidi menitikberatkan pada pengembangan karakter yang kuat dan unik dengan dialog yang lucu dan romantis. Karakter Dilan, anak remaja usia belasan yang sudah punya idealisme dan mental tidak seperti kebanyakan anak muda di usianya tentu membuat pembaca tertarik. Teknik penulisan yang unik tersebut juga dilakukan Pidi ketika menulis seri Drunken Monster. Kalimatnya ringan dan diselingi dengan bahasa lisan, membuat karyanya menarik perhatian pembaca.

Dewi Lestari, dengan plot dan dialog yang memikat dalam Perahu Kertas, Madre, dan Filosofi Kopi, menciptakan kejutan, konflik, dan ketegangan yang membuat ceritanya hidup dan menarik. Sementara deskripsi dalam novel-novel Haruki Murakami juga membuat pembaca membayangkan setting dan kejadian dalam cerita, sehingga mereka merasa seolah-olah berada di dalam cerita tersebut.

Ayu Utami juga punya teknik membuka cerita dengan kalimat atau paragraf pembuka yang kuat dan menarik. Saya kutipkan kalimat pembuka dari Bilangan Fu, “Taruhan. Kau pasti enggan percaya jika kubilang padaku ada sebuah toples selai berisi sepotong ruas kelingking.”

Semua teknik yang digunakan oleh penulis-penulis yang saya sebutkan di atas bertujuan untuk membuat cerita lebih hidup dan menarik bagi pembaca. Ada beberapa teknik lain seperti Show, Don't Tell, atau kebalikannya Tell, Don’t Show, teknik membangun Suspense, Flashback, In Medias Res (Memulai cerita di tengah aksi), Cliffhanger (Mengakhiri bab atau cerita dengan situasi yang menggantung) dan lain sebagainya. Menggabungkan teknik-teknik ini dapat menambah kedalaman dan kompleksitas pada ceritamu, membuatnya lebih menarik bagi pembaca.

Seperti seorang pemain sepak bola yang mempelajari berbagai teknik, penulis juga perlu mengasah keterampilan dalam menulis. Seperti pemain yang tahu kapan harus mengoper, dribbling, berlari, atau melakukan tackle, penulis juga harus memahami kapan menggunakan teknik ‘tell don’t show’ atau ‘show don’t tell’, serta bagaimana menempatkan dialog, kapan ia deskriptif, kapan ia harus mendramatisir cerita. Semua ini dapat diperoleh melalui latihan, intuisi, dan membaca karya-karya lain.

Teknik bisa dipelajari, tetapi tanpa praktek akan percuma. Pengetahuan tentang teknik menulis tanpa praktik itu sama saja dengan belajar teknik berenang dari buku atau video tanpa pernah berlatih di kolam renang. Kunci utamanya adalah praktek. Jika penulis terbiasa menggunakan berbagai teknik, dengan waktu, ia akan mengembangkan gaya penulisan yang unik dan bahkan menciptakan tekniknya sendiri.

Semoga itu menjawab pertanyaan.

Baca tulisan lain dengan tema menulis di sini Di Bawah Bendera Sarung: Menulis