Sabtu, 19 Oktober 2013

Tentang Bagaimana Gue Mulai Terinspirasi dan Menulis

Di luar beberapa wanita yang gue nggak bisa sebutkan nama mereka satu persatu, ada dua orang yang menginspirasi gue untuk menulis.

Pertama Ahmad Rifa’i bin Haji Muchtar, kawan masa kecil. Yang ke dua Hoeda Manis, kawan waktu kuliah. Ahmad Rifa’i adalah penulis dan pemikir berbakat. Walau belum satupun karyanya yang diterbitkan. Sementara Hoeda Manis telah melanglang buana dan telah menulis puluhan buku, mulai dari novel, cerpen, gaya hidup, buku “how to”, fiksi dan non-fiksi. Secara singkat Hoeda adalah penulis serba bisa.

Rifa’i memang belum punya karya yang diterbitin, tapi gaya penulisannya mencerminkan bakatnya yang kuat. Dalam tulisan-tulisannya, atau lebih tepat cerpen-cerpennya, terasa kesadaran akan dirinya sendiri. Sebagian besar opini. Deskripsi ruangnya asik. Analoginya masuk akal, metaforanya cantik. Ia juga menulis puisi. Menurut gue, ia menulis dengan hati. Karena kebanyakan yang ia tulis adalah keresahan-keresahan yang ia rasakan. Menulis adalah cara untuk menuangkan segala perasaan, itu salah satu yang gue pahami. Dan ia melakukannya dengan elegan.

Tapi sayang akhir-akhir ini Rifa’i sudah jarang menulis cerpen lagi. Ia bukannya nggak mau menulis lagi, tapi seprtinya segala inspirasinya memudar satu-satu. Mungkin ia telah berdamai dengan dunia, karena kalau gue baca kembali tulisan-tulisannya yang dahulu, penuh dengan gugatan kepada dunia dan lingkungan di sekelilingnya, gugatan kepada kenyamanan dan kestabilan. Gaya-gaya tulisan anak muda yang mengebu-gebu dengan segala macam pemikiran dan ide yang ia dapat dari buku-buku yang ia baca.

Sementara Hoeda adalah seorang introvert pekerja keras yang brilliant. Lima tahun yang lalu kalian tidak akan menemukan nama orang ini di google. Bukan karena ia tidak eksis, tapi karena ia tidak ingin terkenal. Entah kenapa. Tapi akhir-akhir ini ia mulai muncul. Carilah buku-bukunya di google, tapi buku-buku yang tidak kau temukan di sana niscaya jauh lebih banyak.

Mereka berdualah yang awal mula membuat gue menulis. Hari ini gue mau ngucapin terimakasih.