Halaman

Selasa, 01 Oktober 2024

Menikmati Hidangan dari Rasulullah


Pada pukul 01.30 dini hari, tiba-tiba saya terbangun dari tidur dengan mata seterang lampu 100 watt. Rasa kantuk hilang seketika. Saya mengucapkan selawat kepada Rasulullah Saw. sebanyak tiga kali, mengambil wudu, lalu salat. Kemudian, saya membangunkan istri untuk menceritakan mimpi yang baru saja saya alami.

Satu setengah jam sebelumnya, ketika masih membaca beberapa referensi untuk bahan menulis buku ini, saya tersentak melihat jam dinding telah menunjukkan pukul 00.00. Padahal esok paginya saya harus bangun dini hari untuk kerja. Saya langsung matikan lampu kamar dan berusaha untuk memejamkan mata. Dalam tidur yang sebentar itulah saya mimpi berjumpa dengan K.H. Fakhruddin Ahmad Baihaqi.

Dalam mimpi itu, saya tengah berkunjung ke sebuah rumah. Di dalamnya, tampak K.H. Fakhruddin tengah duduk bersila bersama beberapa orang. Saya mengucapkan salam lalu mendekat. Setelah saya cukup dekat, ia berdiri dan mengajak saya ke ruangan lain. Di ruangan itu tampak sebuah nampan berisi nasi kebuli di atas meja. K.H. Fakhruddin mempersilakan saya untuk makan. Nahas, belum sempat saya menyuap nasi kebuli yang tampaknya amat lezat itu, saya terbangun.

K.H. Fakhruddin yang saya mimpikan itu adalah kiai muda yang turut mengasuh saya ketika mondok di Pesantren Annida Al-Islamy di Bekasi. la sempat mengajari saya ilmu nahu dan mustalah al-hadis. Saya sungguh tidak memahami arti dan maksud mimpi tersebut. Mungkin lantaran saya pernah diajari olehnya akan hadis-hadis Rasulullah Saw. Mungkin karena adanya ikatan batin antara guru dan murid. Mungkin pula mimpi hanyalah bunga tidur. Segala kemungkinan lain juga punya peluang yang sama, akan tetapi saya percaya mimpi tersebut membawa pertanda baik.

Beberapa waktu berselang, saya berkunjung ke pesantren K.H. Fakhruddin. Kunjungan ini sengaja saya lakukan untuk bertanya perihal mimpi yang pernah saya alami. Setelah mendengarkan cerita mengenai mimpi itu, ia mengatakan bahwa pada malam saat saya bermimpi itu adalah malam terakhir sebelum ia berangkat umrah dan berziarah ke makam Rasulullah Saw. la juga mengomentari bahwa hidangan yang saya lihat dalam mimpi itu bisa jadi pertanda baik, sebab dalam bahasa Arab hidangan adalah "al-Maidah", dan nama ini menjadi salah satu nama surah dalam Al-Qur'an.

Saya mengamini apa yang disampaikan K.H. Fakhruddin. Sejak pertama kali masuk pesantren pada usia 12 tahun hingga hari ini rasa kagum saya kepadanya memang tidak pernah luntur. Saya mengagumi keikhlasan, ilmu, dan dedikasi yang ditunjukkannya dalam mendidik murid-muridnya. Kami para santri dilatih untuk selalu menghormati dan menjadikan guru sebagai mentor dan inspirasi. Dengan begitu, ilmu yang disampaikan para guru mudah-mudahan dapat cepat meresap dan seterusnya bermanfaat. Begitulah, dalam bahasa yang agak puitis, hubungan kami sebagai murid dengan K.H. Fakhruddin terwakili dalam senandung syair, "Man ana man ana laulaakum, kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum (Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tanpa bimbingan kalian [guru]. Bagaimana aku tidak mencintai kalian, dan bagaimana aku tak menginginkan tuk bersama kalian?)"

Dengan penuh kerendahan hati, saya mempersembahkan buku yang ada di tangan pembaca ini untuk guru kami, K.H. Fakhruddin, mattanallahu fi tuuli hayatihi (semoga Allah senantiasa memberikan kesenangan kepada kita dengan kehadiran beliau sepanjang hayat kita). Tidak lupa, saya juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bang Andriansyah Syihabuddin selaku editor Emir yang selalu memberikan ide dan saran untuk perbaikan naskah buku ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Direktorat KSKK Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI atas panduan yang menjadi dasar penyusunan buku ini. Juga, semua guru, kawan, dan semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tak langsung memberikan inspirasi dan kontribusi berarti dalam penyusunan materi buku ini beserta projek-projek penguatan karakter di dalamnya. Semoga buku ini menjadi sumber energi kreatif dan panduan yang bermanfaat dalam memperkokoh karakter generasi bangsa ke depan.

Akhir kata, penyusun yang daif dan faqir ini memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam buku ini. Semua semata-mata berasal dari diri penyusun pribadi. Hanya kepada Allah yang Mahasuci kita mengembalikan segala urusan. Karena itu pula, semua saran dan kritik akan penyusun tampung untuk perbaikan buku ini pada masa yang akan datang.

Selamat menikmati hidangan ilmu pengetahuan dan hikmah dari hadis Rasulullah sallalahu ‘alaihi wa sallam. Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa sahbihi ajmain.