Halaman

Senin, 20 September 2021

Kebenaran Absolut

Ketika menjelaskan QS 95:1-3, Habib Quraish menulis, “… kesemua ajaran agama tersebut bersumber dari satu sumber, prinsip-prinsip ajarannya sama. Hanya saja, disayangkan bahwa akibat berlalunya masa yang berkepanjangan dari kehadirannya dan masa kita kini akibat dari kelalaian atau campur tangan manusia, maka sedikit atau banyak telah terjadi penambahan, pengurangan atau bahkan penyimpangan dari ajaran asli yang dibawa oleh para Nabi itu.”

Itu tentu klaim yang bisa diuji dan diverifikasi baik oleh ilmuan atau sejarawan. Saya teringat penjelasan Gus Baha dalam sebuah pengajian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah adalah kebenaran mutlak, “Akal pasti dipaksa untuk menerima kebenaran. Kebenaran itu milik siapa saja dan akan mudah dipahami.”

“Nabi bersabda, “Man qaala la ilaha illa allah dakholal jannah, wa in zaana wa in saraqa.”, maksudnya Nabi ingin mengatakan bahwa Allah itu Tuhan adalah kebenaran yang sejati, sehingga siapapun yang mengatakannya itu sah. Absolutisme kebenaran itu tidak terganggu oleh kesalehan atau kefasikan. Karena itu kebenaran absolut, maka semua akan ngomong seperti itu.”
 
“Saya berkali-kali mencontohkan, rektor Al Azhar akan bilang 1+1=2, lonte ya akan bilang 2, koruptor, KPK ya akan bilang 2. Kebenaran akan selalu benar, siapapun yang mengatakannya.”

Menutup penjelasannya, Habib Quraish menulis, “Al-Quran berpesan kepada Nabi Muhammad saw. agar menyampaikan kepada penganut agama lain: Katakanlah Muhammad, "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua kemudian Dia akan memberi keputusan antara kita dengan benar dan Dialah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui." Maha-benar Allah Tuhan Yang Mahaesa.”

Wallahu ‘alam.