Halaman

Sabtu, 24 Maret 2012

Tentang Menulis

Menulis sebuah buku bukan hanya butuh visi dan kerja keras tapi juga kesederhanaan.

Ya, tulislah sesuatu yang sederhana, sesutau yang paling dikuasai. Orang yang menulis tentang Cara Beternak Lele misalnya, ia harus ahli tentang peternakan lele. Begitu juga orang yang menulis tentang Cara Sukses Melamar Pekerjaan, ia pasti punya pengalaman tentang melamar pekerjaan. Atau orang yang menulis tentang Cara Mendaur Ulang Sampah Plastik dan lain sebagainya.

Lalu bagaimana dengan idealisme?

Idealisme? Ayolah kawan, idealisme itu bukan eksklusifisme. Apakah penulis yang menulis tentang Cara Mewujudkan Perdamaian Dunia Menurut Imanuel Kant itu lebih idealis daripada buku Cara Mudah Mengawinkan Ikan Cupang?

Jika ada seorang pengangguran pergi ke toko buku kemudian melihat buku berjudul Menghasilkan Uang dengan Memanfaatkan Koran Bekas kemudian dia membelinya dan mengaplikasikannya sehingga dia menjadi seorang interpreneur. Bukankah membantu orang untuk kreatif juga idealisme?

Ya, tulislah sesuatu yang dekat. Mengapa Andrea Hirata menulis tentang Belitong? Karena dia tahu daerah itu dari kecil. Dia tinggal dan besar di situ. Setiap inchi daerah itu dia hapal. Begitu juga kenapa Ali Zainal menulis tentang Internet? Karena dia bergelut dengan dunia itu tiap hari. Itulah dunia dan passion-nya. Atau gue yang menulis tentang pesantren dalam Badung Kesarung dan menulis tentang Bahasa Inggris pada buku kedua. Semuanya itu karena gue hampir hapal dilur kepala tentang kedua hal tersebut. Sangat mustahil seorang penulis menulis sesuatu yang nggak dia kuasai. Akan seperti apa bukunya? Para penulis menulis sesuatu yang mereka kuasai atau paling nggak jika mereka nggak terlalu menguasai, mereka akan mencoba mencari tahu dan melakukan riset.

Jadi, tulislah sesuatu yang mudah, yang dikuasai, dan yang sederhana.