Halaman

Senin, 02 Juli 2012

Membaca

Membaca bagi saya adalah kesenangan, dan saya berada di barisan paling depan untuk menentang golongan yang membenci buku.

Bagi saya, pemikiran –seburuk apapun— perlu di beri ruang. Buku dan diskusi adalah wadah untuk menuangkan pikiran. Sehingga melarang buku atau diskusi sama dengan melarang orang untuk berpikir. Lalu bagaimana kalau pemikiran dalam buku tersebuut hanya ‘pemikiran sampah’ yang nggak punya argumen yang kuat dan hanya menyebarkan kebencian belaka?

Saya hanya bisa menjawab, “Santai saja.” Ketika membaca sebuah pemikiran, tenang saja. Pembaca nggak harus setuju dengan sesuatu yang ia baca kan? Saya sependapat bahwa menutup diri dari pemikiran yang berbeda hanya merupakan sebentuk pengkerdilan diri. Masing-masing kita tentu punya pendirian, tapi pendirian yang dihasilkan oleh pergulatan hati dan pikiran adalah sebagus-bagusnya pendirian. Dan mengutip @pandji, “Mereka yang tidak siap dengan kebebasan berpendapat, akan terkucilkan.”