Halaman

Rabu, 01 November 2017

Pada bunga, kenangan, dan hutan yang merencanakan perpisahan

Untuk P.

1.
seekor burung terjatuh ke tengah hutan,
ke rimbun bayang-bayang pohon besar

sekuntum bunga matahari, yang terlalu khawatir dengan
kehidupan orang lain menyapa, “bagaimana perasaanmu?”

berkeping-keping katanya

2.
di atas ada langit yang menyembunyikan semesta;
beberapa luka yang terbuka dan cakrawala
putih tempat semua kata kehilangan suara

Ia mengikat rindu dan beberapa rasa sesal
dari rengkuhan sayap patah
tidak cukup waktu untuk mengatakan cinta yang ungu,
dalam puisi, masa lalu dan kenangan selalu berwarna jingga

perkara paling besar dari mencintai adalah tersakiti,
mereka yang kau benci tidak menyentuh,
hanya oleh mereka yang kau cintai kau luruh

3.
satu-satunya tempat yang ia punya
adalah mimpi; ruang waktu yang gelisah,
pagi yang cerah dan hal-hal yang disimpan dalam hati

ia selalu senang akan rumah dengan atap alang-alang yang nyaman
ketika turun hujan di bulan juni yang tabah
dengan rintik dingin yang tempias merembas jendela-jendela jiwa

tempat kehawatiran, jatuh cinta, suara tawa dan buku-buku yang belum selesai dibaca

pada sebuah jendela,
ia mengingat hari ketika ayahnya berpulang
kepulangan yang panjang

4.
Ia bertawakal pada aliran sungai panjang yang airnya bening
tempat surai emasnya bisa hanyut dalam hening

setelah 90 hari terbaring kaku di atas batu
tidak ada hujan hari itu, juga salju

bunga, kenangan dan hutan merencanakan perpisahan
pada hari terakhir ia di jenggala,
kepadanya ia bilang, “datanglah datang,
akan kusambut kau dengan pelukan,”

hutan membalas dalam diam;
kamu bisa pulang kapan saja
boleh tersesat di ranting mana yang kau suka
dan jangan lupa tertawa