Halaman

Rabu, 29 Januari 2020

anak kecil dalam diri

ia anak kurus yang gelisah
tidak pernah beranjak dewasa dan besar
tapi selalu jernih dan tegar

ia anak dalam diriku bicara,
bukankah dunia ini sudah membosankan?
jadi buat apa keabadian?

pertanyaan itu membuat liang di dada
seperti lubang gelap di langitlangit
menakuti mata yang menatap
ketika panas membuat kepalaku berat
dan degup jantung terdengar seperti langkah raksasa

masa depan selalu datang cepat
aku yang selalu terlambat mengenal diri
memunguti serpihan diriku di masa lalu
sepotong pagi dalam pantulan jendela setelah hujan
padang hijau dengan lumpur di kaki menodai ujung
baju anak yang berlari di pematang

menggali kebenaran di rak kitab-kitab suci
aku benci bersikap tidak adil
aku benci keras kepala pada hal yang tidak masuk logika sederhana
memahami kesatuan sumber hirukpikuk ini bermula
apakah kebebasan sungguh membebaskan untuk berpikir?

ia anak dalam diriku tidak mau pulang,
bermain-main dengan kemungkinan-kemungkinan

aku di sini menunggu
cahaya matahari masuk ke dalam mataku 
yang belum juga buta